Jumat, 31 Oktober 2008

Belajar Dipimpin dan Memimpin

Di penghujung kelulusanku di Pondok Pesantren Daarul Rahman awal 1998 di bilangan Jakarta Selatan, KH Syukron Makmun, sang murabbi (pengasuh) memberikan khutbatul wada’ atau ceramah terakhir.

Satu pesan beliau yang aku ingat sampai sekarang “Kamu harus siap dipimpin dan siap memimpin”. Kalimat yang terlihat sederhana itu sangat mengiang di telingaku sampai saat ini.

Setelah lulus, aku kuliah di Institut Islam Daarul Rahman (IID) selanjutnya pindah ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) sekarang Universitas Islam Negeri (UIN), selanjutnya aku bekerja sebagai seorang jurnalis.

Sungguh dalam perjalanan hidupku kata-kata tersebut sangat berarti. Seperti saat aku masuk dan aktif di organisasi-organisasi kemahasiswaan. Ternyata aku baru tahu makna sesungguhnya dari “Siap dipimpin dan siap memimpin”.

Dalam setiap perjalanan kita, suatu saat kita pasti berada di bawah pimpinan seseorang. Baik di dunia organisasi, pekerjaan, ataupun rumah tangga. Di sinilah kita diuji, apakah kita siap dipimpin oleh orang lain? Bisa ya dan tidak.

Terkadang ada yang tidak suka dipimpin seseorang karena banyak faktor. Apakah kedekatan, kepribadian, ataupun integritas si pemimpin. Lalu bagaimakah kita bersikap? Apakah kita akan manut dan ikut kepada pemimpin yang memiliki kepribadian yang buruk dan tidak memiliki integritas? Sering kali perasaan “saya lebih baik” dengan tolak ukur subyektif muncul. Tanpa berpikir bahwa mungkin dia tak lebih baik dari yang memimpinnya.

Kemudian, saat kita didaulat atau diminta menjadi pemimpin bagaimanakah kita bersikap. Apakah mundur dan menyerahkan kepada orang lain ataukah kita mengambil tanggung jawab tersebut?

Alhamdulillah, aku pernah mengalami kedua hal tersebut. Aku pernah dipimpin dan pernah juga dipercaya untuk memimpin.

Kesimpulanku, dipimpin dan yang memimpin bagaikan pengendara motor dan yang diboncengnya. Jika yang dibonceng tidak percaya dengan yang mengendara pasti keduanya tak akan sampai kepada tujuan.

Begitu juga dengan si pengendara, jika dia tak memiliki kepercayaan dan tanggung jawab tinggi terhadap keselamatan yang diboncengnya, maka perjalanan mereka juga tidak akan sampai.

Dari kesemuanya, inti dari pesan kyai saya adalah berikan kepercayaan kepada yang memimpin kamu dan bertanggung jawab lah yang tinggi terhadap yang kamu pimpin. Mudah-mudahan niat dan tujuan kita akan tercapai apapun itu!

2 komentar:

Anonim mengatakan...

assalamualaikum
ana jadi ingat sama sang pidato Murabbi gara2 baca tulisan antum.
kenalin mas Syukri ana alumni Darul Rahman angkatan 11. jadi anak antum boleh panggil ana pakde.
visit me at dr11.wordpress.com so i'll tell you about me completely
makasih mas
wassalamualaikum

admin IKDAR mengatakan...

Assalamu`aliakum... Akhi Sukr Rahmatullah apa khabar ?

Ditunggu kunjunganya di situs resmi Alumni DR : http://www.ikdar.com

Kalau antum punya artikel atau tulisan yang bagus silakn diposting di situs IKDAR

Wassalam