Awal Januari 2013, sempat terjadi obrolan santai antara Pemred dan beberapa redpel Okezone di sela-sela rapat. Saat itu obrolan ngalor-ngidur, hingga membicarakan hari ulang tahun Okezone yang ke-6, yang jatuh pada 1 Maret 2013.
Entah siapa yang memulai, tiba-tiba saja tercetus sebuah ide untuk membuat buku. Awalnya, saat itu kami berpikiran untuk meninggalkan "sesuatu" yang bersifat abadi untuk media yang sudah kami bangun bersama selama enam tahun.
Akhirnya, direncanakan lah untuk membuat sebuah buku. Minimal, jika kami sudah tidak di media ini lagi, ada yang bisa kami wariskan secara abadi, yaitu sebuah buku.
Obrolan santai pun lama-lama menjadi serius. Hingga Pemred, maju ke depan ruang rapat mencoret-coret rencana pembuatan buku. Akhirnya, rencana pembuatan buku pun diputuskan. Materi buku diputuskan diambil dari Catatan Redaksi yang setiap hari muncul di bagian kiri bawah welcome page Okezone.com. Obrolan juga mengarah kepada nama buku tersebut.
Sejumlah usulan judul pun muncul. Awalnya, judul-judul yang diusulkan di antaranya adalah "Coretan Jurnalis". Karena perdebatan menjadi serius, akhirnya pembicaraan disetop, judul buku disimpan dahulu.
Mas Budi, Pemred, menugaskan saya untuk mengumpulkan catatan redaksi Okezone dari tahun 2009 hingga Desember 2012. Dalam beberapa hari, berhasil dikumpulkan sekira 500-an artikel yang pernah dibuat Pemred, dan Redpel.
Setelah terkumpul, seluruh artikel saya kirim ke seluruh imel redpel dan pemred untuk diseleksi. Dari situ lah terus bergulir rapat secara rutin di sela-sela kesibukan dalam mengelola redaksi Okezone.
Banyak keputusan dibuat. Di antaranya mengapa menggunakan gambar karikatur di halaman sampul buku. Awalnya, kami menduga pembaca akan mengira bahwa itu adalah komik dan bukan buku. Sempat juga dicarikan alternatif gambar untuk sampul. Tapi, akhirnya karikatur itu lah yang diambil. Karena dianggap dapat menggambarkan isi buku.
Makanya, solusi dibuat dengan kalimat tambahan di bawah judul "Kumpulan Artikel Kritis Redaksi Okezone.com". Sehingga, kami yakin pembaca tidak akan menilai lagi bahwa buku itu adalah komik.
Yang lainnya, adalah judul buku. Judul buku awalnya muncul ide namanya "Catatan Redaksi", "Coretan Jurnalis", dan beberapa nama lain. Akhirnya, diambil lah judul "Catatan Sang Jurnalis". Filosofinya, artikel-artikel yang kami buat adalah catatan-catatan yang kami buat setiap hari, dalam mengkritisi kebijakan pemerintah, kondisi sosial, dan lainnya. Diharap, buku ini dapat menjadi masukan positif bagi pemangku kebijakan.
Soal jumlah artikel. Awalnya terkumpul hingga 500 lebih artikel. jika dijadikan buku bisa mencapai 700-800 halaman, karena banyak artikel yang cukup panjang hingga mencapai dua halaman makanya diputuskan untuk "memangkas" artikel-artikel tersebut. Jadilah setiap redpel, memberikan 30 artikel terbaiknya. Jadi total jadi 150 artikel. Diharap buku hanya akan menjadi 200 halaman saja. Tapi, pas hasil akhir, ternyata halaman buku menjadi "bengkak" menjadi 350 halaman.
Singkatnya, setelah melalui beberapa proses verifikasi, buku tersebut berhasil dicetak dan sampai di kantor Okezone, sekira pukul 5 sore, tanggal 1 Maret. Hanya selang satu jam sebelum acara HUT Okezone ke-6 digelar di lantai tiga, Gedung High End, kawasan Kebon Sirih.
Di sela menyerahkan buku tersebut kepada para direktur, Mas Budi, saat itu berujar, buku tersebut sengaja dibuat agar menjadi monumen intelektual bagi Okezone di usianya ke-6. Buku ini sederhana, tapi sarat makna.
Semoga saja, buku sederhana dan jauh dari kesempurnaan itu menjadi tonggak sejarah pertama bagi Okezone dalam menancapkan intelektualitasnya di tengah-tengah masyarakat. Amien.
Selasa, 12 Maret 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar