Kamis, 27 Desember 2007

140 Titik Macet Tutup Akhir Tahun 2007

Kaleidoskop Metropolitan 2007 (1)
140 Titik Macet Tutup Akhir Tahun 2007


Syukri Rahmatullah - Okezone
Tahun 2007 sepertinya menjadi tahun yang penuh peluh keringat dan debu, karena harus berkendara di tengah kemacetan dan asap yang tidak sedap untuk dihirup.

Bayangkan saja, jika setiap hari berangkat kerja harus menghabiskan waktu berjam-jam di dalam mobil, di atas motor, ataupun di atas bus kota bersesakan dengan penumpang lainnya.

Bagaimana tidak macet, dalam catatan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo jumlah kendaraan mobil bertambah 236 buah dan motor bertambah 891 buah, jadi total setiap hari bertambah 1.127 kendaraan di Jakarta.

Masih dalam catatan Bang Foke, kendaraan yang beredar di Jakarta setiap harinya mencapai 5,7 juta unit, terdiri 98,5 persen kendaraan pribadi dan 1,5 persen kendaraan umum. Sementara luas jalan raya hanyalah 6,2 persen dari 650 Kilometer luas Ibu Kota.

Bahkan dengan data-data ini, Sutiyoso saat masih menjadi gubernur meramalkan Jakarta tidak akan bergerak pada tahun 2014.

Dengan data ini, Pemprov DKI Jakarta memang tidak tinggal diam. Sejumlah upaya dilakukan. Seperti pembuatan sejumlah aturan yang mengetatkan para pengguna jalan, seperti yang dilakukan Polda Metro Jaya pada Januari tahun 2007 memberlakukan aturan sepeda motor harus berada di jalur kiri.

Di waktu yang sama, Pemprov DKI juga mengoperasikan sejumlah bus sekolah gratis untuk siswa SMP dan SMU. Pada tahap awal ada 5 trayek bus sekolah yang menghubungkan pemukiman dengan kawasan sekolah. Trayek-trayek itu adalah Sunter-Kemayoran-Tanjung Priok, Ancol-Pademangan-Grogol, Pulogadung-Cakung-Lapangan Banteng, Pramuka-Salemba-CSW Kebayoran, dan Klender-Kampung Melayu.

Kemudian, 1 trayek tambahan, yaitu Yos Sudarso, Gatot Subroto, dan Semanggi, dijadikan sebagai penghubung 5 trayek sebelumnya. Bus sekolah gratis beroperasi pagi pukul 05.00-06.30 WIB, siang pukul 11.00-13.00 WIB, dan sore pukul 16.00-19.00 WIB.

Pada akhirnya, aturan motor harus berada di kiri hilang begitu saja dan bus sekolah gratis tidak terlihat manfaatnya dalam mengatasi kemacetan di Jakarta.

Upaya lainnya juga dilakukan Pemprov DKI Jakarta, seperti pelebaran jalan, underpass dan fly over. Di antaranya Fly Over di kawasan Roxy dan Underpass di Kebayoran Lama, Cempaka Putih, dan di tempat lainnya.

Bahkan, Gubernur DKI Fauzi Bowo di akhir tahun 2007 ini mewacanakan jalan susun yang akan dibangun di Jakarta. Entah kapan akan dibangun, pasalnya sampai saat ini masih dalam kajian.

Selain itu, Pemprov DKI meneruskan rencana pembangunan transportasi massal seperti busway, waterway, monorel, dan subway.

Di awal tahun 2007 ini, setelah sukses meluncurkan busway koridor I-III, 27 Januari, Sutiyoso meresmikan 4 koridor baru di Taman Impian Jaya Ancol. Keempat kodidor busway itu adalah Koridor IV (Pulo Gadung-Dukuh Atas), V (Kampung Melayu Ancol), VI (Ragunan-Kuningan) VII (Kampung Rambutan-Kampung Melayu).

Kemudian, di bulan Agustus 3 koridor mulai dibangun, yaitu koridor VIII (Harmoni-Pondok Indah), IX (Cililitan-Pluit), dan X (Cililitan-Tanjung Priok).

Namun, dengan adanya pembangunan 3 koridor busway ini kemacetan bukannya berkurang, malah semakin bertambah.

Dalam catatan Trafic Managemen Center (TMC), akibat penambahan 4 koridor baru di awal tahun 2007, lokasi kemacetan mencapai 70 titik. Sedangkan pembangunan 3 koridor justru menambah lokasi kemacetan menjadi 140 titik.

Akhir tahun 2007 kemacetan terus terjadi dan belum ada perubahan. Sepertinya tahun 2008 merupakan tahun pengharapan. Harapan semoga kemacetan Jakarta tidak semakin bertambah, tapi semakin berkurang, semoga saja.

(uky)

Tidak ada komentar: