Selasa, 15 Januari 2008 - 13:55 wib
Syukri Rahmatullah - Okezone
Kriiing..kring...kring...
Pukul 23.30 WIB, Sabtu (12/1), handphone Jaksa Agung Hendarman Supandji berdering, orang nomor satu di negeri ini menelepon.
Hendarman diperintahkan untuk melakukan pendekatan kepada keluarga Cendana terkait kasus Yayasan Supersemar yang melibatkan Soeharto.
Sebagai Jaksa karir yang patuh atasan, Hendarman langsung menyiapkan strategi mendekati Cendana sebagaimana diperintahkan atasan yang sedang berada di Malaysia malam itu.
Minggu sekira pukul 02.00 WIB dini hari, Hendarman tiba di RSPP dan langsung ke lantai 5, tempat keluarga Soeharto bertemu. Hendarman datang bukan untuk menjenguk Pak Harto, melainkan menjalankan perintah atasan.
Jaksa bertangan dingin ini pun tanpa segan menawarkan win-win solution dalam kasus Yayasan Supersemar kepada keluarga Cendana. Dalam kasus ini, Presiden SBY adalah pemberi kuasa kepada Jaksa Pengacara Negara untuk menggugat Soeharto dalam kasus penyelewengan Yayasan Supersemar.
Tidak diketahui, siapa dari anak-anak Soeharto yang menerima Hendarman saat itu. Diduga terjadi pembicaraan yang cukup panas antara Hendarman dengan keluarga Cendana. Keluarga Soeharto langsung menolak tawaran Hendarman.
Saat keluar, Hendarman pun langsung diburu wartawan. Dengan polosnya Ia mengakui kedatangannya untuk menawarkan win-win solution dalam kasus Yayasan Supersemar.
?Momentum baik' ini kemudian langsung dijadikan babak selanjutnya dari dramatisasi sakitnya Pak Harto. "Tidak etis, di saat Pak Harto sakit malah membicarakan uang," serang OC Kaligis. "Keluarga Cendana siap berdamai, asalkan tanpa syarat," kata pengacara tersohor ini.
Dengan serangan ini, kontan saja Hendarman langsung terpojok. Kuasa Hukum Soeharto sedang berada di atas angin. Di dalam budaya timur, memang tidak sepantasnya membicarakan harta di tengah kondisi duka. Drama Tengah Malam di RSPP ini pun langsung menjadi sorotan media massa.
Bahkan, Presiden SBY, sepulangnya dari Malaysia, di Cikeas langsung ?ikut' memojokkan anak buahnya sendiri, dengan tidak mengaku memerintahkan Hendarman untuk pergi ke RSPP membicarakan win-win solution. Lengkap sudah, Hendarman semakin tersudut.
Beberapa hari sebelum Drama Tengah Malam di RSPP terjadi. Kuasa Hukum keluarga Soeharto mengaku telah berkirim surat kepada Presiden SBY yang memohon agar ia mencabut surat kuasanya kepada JPN dalam menuntut Soeharto soal penyelewengan Yayasan Supersemar. Selasa (15/1) sidang lanjutan Yayasan Supersemar digelar dengan agenda saksi dari pihak yayasan.
Diduga, perintah Presiden SBY kepada Hendarman berdasarkan ?undangan' dari keluarga Cendana, yaitu surat permohonan dicabutnya gugatan kasus Supersemar. Namun, kuasa hukum Cendana, OCK menolak persepsi tersebut.
Yang pasti, dengan adanya Drama Tengah Malam di lantai 5 RSPP, Presiden SBY sebagai pemberi kuasa kepada JPN dalam kasus Supersemar, ibarat permainan catur, telah kalah selangkah dari Keluarga Cendana. Tidak tertutup kemungkinan gugatan terhadap Yayasan Supersemar bisa dicabut SBY, kita tunggu saja drama di babak selanjutnya.......... (uky)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar