Selasa, 01/05/2007 16:21 WIB | ||
Catatan Redaksi May Day, Rame-rame ‘Tampil’ di Depan Buruh |
Syukri Rahmatullah - Okezone | |
Peringatan Hari Buruh Internasional kali ini cukup meriah dan unik, dari tikus ‘koruptor’ berukuran besar hingga Waria Taman Lawang ikut meramaikan hari kebesaran kuli-kuli di bangsa sendiri ini. Akan tetapi, momentum ini juga tidak lepas dari ‘perhatian dan pengertian’ para politisi. Lihat saja dari anggota DPR, Gubernur, calon wakil gubernur hingga Presiden SBY ikut juga ‘meramaikan’ demontrasi ribuan buruh di Jakarta. Seperti Presiden SBY, di tengah ribuan buruh dari Jabodatabek berpanas-panasan, muka penuh debu, keringat dan berjalan kaki cukup jauh ke kantor Presiden SBY di Istana Negara guna menuntut haknya hari buruh dijadikan hari libur, kesejahteraan buruh ditingkatkan, dan berbagai tuntutan lainnya. Namun, Presiden SBY malah memperingati hari buruh di Palu, Sulawesi Tengah dengan mengadakan dialog dengan pengusaha, dilengkapi buruh dan Gubernur Sulawesi Tengah HB Paliudju di pabrik cokelat PT Cacao Perkasa di daerah Kayumalue Ngapa, Palu. Bahkan, Presiden SBY juga mengajak buruh yang hadir untuk menyanyikan lagu Manis dan Sayang yang biasa dinyanyikan grup band senior Koes Ploes. Sedangkan di Jakarta, Wakil Ketua DPR Zaenal Ma’arif bersama Ketua Komisi IX ‘tampil’ di depan ribuan buruh di depan gerbang DPR, bahkan dengan lantang Zaenal Ma’arif mengajak untuk memerangi AS yang dianggap sebagai dalang kemelaratan buruh di Indonesia. Padahal kemelaratan buruh saat ini tidak lepas dari andil DPR sebagai pembuat undang-undang. Kemudian yang tidak kalah menariknya, demontrasi buruh di Balaikota dan DPRD DKI Jakarta yang dilakukan Serikat Pekerja Nasional (SPN), SPK (Serikat Pekerja Keadilan) dan Asosisi Serikat Pekerja (Aspek). Saat di Balaikota mereka menerima orasi Gubernur Sutiyoso, padahal peringatan-peringatan May Day tahun-tahun sebelumnya, Sutiyoso tidak pernah tampil di depan buruh, tetapi menjelang akhir jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta justru baru tampil. Dalam kesempatan itu juga Sutiyoso didampingi Wagub Fauzi Bowo yang mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur pada Pilkada nanti dan Sekda Ritola Tasmaya yang sering disebut sebagai Cawagubnya Fauzi Bowo. Sedangkan di DPRD, Cawagub dari PKS Dani Anwar juga tampil menenangkan gejolak buruh yang sudah berteriak sejak pagi minta kesejahteraan buruh di DKI di tingkatkan. “Kita sudah menerima tuntutan buruh dan kita akan penuhi semua tuntutan,” teriak Dani di atas podium demontrasi buruh di Balaikota, entah bagaimana dan kapan tuntutan akan dipenuhi, ribuan buruh langsung kembali pulang. Lalu apakah yang didapatkan buruh pada peringatan May Day kali ini?, apakah Upah Minimum Provinsi dinaikkan?, apakah sistem kerja kontrak dihapuskan?, apakah jaminan kesehatan buruh ditingkatkan?. Apakah tidak sebaiknya, organisasi buruh yang begitu banyak dan besar jumlahnya menyusun konsep kembali mengenai langkah-langkah perjuangan kesejahteraan buruh, misalnya setiap tahun terjadi kenaikan Rp200.000 untuk UMP di setiap provinsi, atau system kontrak harus dihapus dalam dua atau satu tahun ke depan, ketimbang setiap tahunnya peringatan hari buruh hanya menjadi ajang ‘rekreasi’ saja. Mudah-mudahan saja, peringatan May Day tetap menjadi ajang pemersatu buruh bukan ajang tampilnya politisi dengan janji yang mungkin belum tentu dipenuhi. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar